Ilustrasi abad ke-18 dari Richard Bergh yang terdapat di Museum Nasional Stockholm yang menggambarkan seorang wanita Eropa yang sedang di hipnotis
Hipnosis (
Inggris:
hypnosis) adalah teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain secara sengaja untuk masuk ke dalam kondisi yang menyerupai
tidur,
dimana seseorang yang terhipnotis bisa menjawab pertanyaan yang diajukan, serta menerima
sugesti dengan tanpa perlawanan. Teknik ini sering dilakukan untuk menjelajahi alam bawah sadar.
[1][2].
Hipnotis adalah keadaan
dimana proses hipnosis dilakukan,
dimana seseorang membuat atau menyebabkan seseorang berada dalam keadaan hipnosis.
[3]. Orang yang terhipnotis dipercaya berada dalam keadaan mental
dimana perhatiannya menjadi terfokus, terkonsentrasi, dan pikirannya lebih mudah menerima permintaan atau sugesti.
[1][4]
Definisi dan sejarah hipnosis
Kata ‘Hipnotis’ dan ‘hipnotisme’ sama-sama merupakan turunan dari istilah ‘neuro-hipnotisme’ (nervous sleep), dicetuskan oleh dokter bedah Skotlandia James Braid sekitar tahun 1841 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Hipnotis Modern. Braid mendasari cara kerjanya dengan metode yang dikembangkan oleh Frans Mesmer dan para pengikutnya (“Mesmerisme” atau “Magnetisme Binatang”), tapi berbeda dengan teorinya sebagaimana prosedur dilakukan.
Berlawanan dengan kesalahan konsep popular, bahwa hipnotis merupakan sebuah bentuk mirip ketidaksadaran waktu tidur, penelitan kontemporer menyebutkan bahwa hipnotis sesungguhnya merupakan keadaan bangun dari konsentrasi yang terfokus dan berpusat pada sugestibilitas, dengan kewaspadaan perifer yang berkurang. Pada buku pertama topik ini “Neurypnology” (1843), Braid mendeskripsikan “hipnotisme” sebagai keadaan relaksasi fisik disertai dan diinduksi konsentrasi mental (“abstraksi”).
Pencetus Menurut karya-karyanya, Braid mulai mendengar laporan tentang berbagai praktek kedokteran Oriental segera setelah publikasi karya pertamanya tentang hipnotisme, Neurypnology (1843). Dia pertama kali membahas beberapa praktek oriental dalam serangkaian artikel yang berjudul Magic, Mesmerism, Hypnotism, etc. Historically & Physiologically Considered. Dia menggambarkan analogi antara praktek pribadinya tentang hipnotisme dan berbagai bentuk meditasi yoga Hindu dan praktek-praktek spiritual kuno lainnya, terutama yang menlibatkan penguburan diri secara sukarela dan hibernasi manusia.
Ketertarikan Braid terhadap praktek-praktek ini muncul dari penelitiannya tentang Dabistan-I Mazahib, “Sekolah Keagamaan”, sebuah karya kuno Persia yang menggambarkan berbagai macam ritual keagamaan Oriental, kepercayaan, dan praktek-prakteknya.
“Bulan Mei lalu (1843), seorang pria yang tinggal di Edinburg yang tidak saya kenal secara pribadi, yang telah lama tinggal di India, mengirim surat persetujuan terhadap pandangan saya yang telah diterbitkan tentang sifat dan penyebab fenomena hipnotis dan mesmerisma. Untuk membuktikan pandangan saya,dia menyebutkan bahwa ia pernah menyaksikan sesuatu di daerah oriental dia merekomendasikan saya untuk melihat ke dalam “Dabistan, sebuah buku yang diterbitkan baru-baru ini, sebagai bukti tambahan efek yang sama. Dengan banyak rekomendasi, saya segera dikirimi sebuah salinan buku “Dabistan, dimana saya banyak menemukan laporan fakta nyata, bahwa orang-orang kudus timur semuanya merupakan orang yang menghipnotis diri sendiri (self hipnotisers), yang pada dasarnya sama dengan rekomendasi saya untuk keperluan yang sama.”
Walaupun ia menolak penafsiran transedental/metafisikal yang diberikan untuk fenomena tersebut, Braid menerima bahwa kejadian praktek-praktek Oriental ini mendukung pandangannya bahwa efek hipnotisme dapat dihasilkan dalam suasana kesendirian, tanpa kehadiran orang lain (seperti yang telah terbukti dengan percobaan yang dilakukannya sendiri pada November 1841), dan dia melihat hubungan antara banyak praktek-praktek ‘metafisikal’ Oriental dan neuro hipnotisme ‘rasional’nya dan sepenuhnya menolak semua teori cairan dan praktek magnetism oleh para pengikut Mesmerisme.
Kemudian ia menulis: “Sebagaimana pasien dapat membuat diri mereka sendiri dalam tidur gelisah (nervous sleep) dan mewujudkan semua fenomena umum Mesmerisme, melalui usaha mereka sendiri tanpa sengaja, seperti yang telah berkali-kali saya buktikan dengan membuat mereka mempertahankan pandangan tetap stabil dalam hal apapun, mengkonsentrasikan seluruh energy mental mereka pada sebuah ide obyek yang dipandang, atau sama dengan pasien melihat titik pada jarinya sendiri, sebagaimana yang telah dilakukan orang-orang Majus Persia dan Yogi India selama 2400 tahun untuk kepentingan keagamaan, membuat diri mereka sendiri ke dalam kerasukan (trance) ekstatik dengan menjaga pandangan mereka tetap stabil dengan memandang ujung hidungnya sendiri, sudah jelas bahwa tidak ada keperluan untuk pengalaman eksoteris untuk menghasilkan fenomena Mesmerisme. Obyek agung dalam segala proses ini adalah untuk mendorong kebiasaan ketiadaan atau konsentrasi pikiran, dimana subyek betul-betul terserap dalam satu ide, atau serangkaian ide, dimana tidak sadar atau sadar terhadap semua obyek, tujuan atau tindakan lain.”
Franz Mesmer
Franz Mesmer (1734-1815) percaya bahwa ada kekuatan magnetis atau "cairan" di dalam alam semesta yang mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Dia bereksperimen dengan magnet sehingga menyebabkan penyembuhan. Sekitar tahun 1774 dia telah menyimpulkan bahwa efek yang sama dapat dibuat dengan menggoyangkan tangan di kejauhan, di depan tubuh subyek, yang disebut sebagai membuat "hipnotis goyangan." Kata ‘mesmerize’ (=pesona, bahasa Inggris) kata berasal dari nama Franz Mesmer, dan sengaja digunakan untuk memisahkan penggunanya dari berbagai macam “cairan” dan "magnet" yang tertanam dalam label teori "magnetisme".
Pada 1784, atas permintaan Raja Louis XVI, serangkaian komite ilmiah Perancis, salah satunya termasuk duta besar Amerika untuk Perancis, Benjamin Franklin, meneliti teori Mesmer46. Mereka juga menyelidiki praktik mahasiswa dari Mesmer, Charles d'Eslon (1750-1786), dan walaupun mereka menerima bahwa hasil Mesmer itu valid, percobaan plasebo-terkontrol mereka diikuti praktik d'Eslon meyakinkan mereka bahwa Mesmerisme sepertinya dihasilkan oleh kepercayaan dan imajinasi daripada apapun energi tak terlihat ("magnetisme binatang") yang dipancarkan dari tubuh Mesmeris. Dengan kata lain, meskipun menerima bahwa praktek Mesmer tampak memiliki kemanjuran, semua komite benar-benar menolak semua teori Mesmer's.
James Braid Menyusul temuan komite Perancis, pada karyanya “Elements of the Philosophy of the Human Mind” (1827), Dugald Stewart, seorang filsuf akademik berpengaruh dari "Scottish School of Common Sense", mendorong para dokter untuk menyelamatkan elemen mesmerisme dengan mengganti teori supernatural "magnetisme binatang" dengan penafsiran baru berdasarkan "akal sehat" hukum fisiologi dan psikologi. Braid mengutip kutipan berikut dari Stewart:
“Menurut saya, bahwa kesimpulan umum yang ditetapkan oleh praktek-praktek Mesmer dengan tidak mengabaikan efek fisik dari prinsip imajinasi [...] lebih ingin diketahui daripada jika ia betul-betul mendemonstrasikan keberadaan bualan ilmiahnya (dari “Magnetisme Binatang”): saya tidak bisa melihat alasan mengapa seorang dokter, yang mengakui efisiensi moral (contohnya psikologis) yang dipekerjakan oleh Mesmer, harus, dalam melaksanakan profesinya, menyalin proses apa pun yang diperlukan untuk menundukkan mereka untuk perintahnya, tetapi ia lebih ragu mempekerjakan pegawai fisika baru, seperti ahli listrik atau galvanisme.”
Pada masa Braid, Scottish School of Common Sense memberikan teori dominan tentang psikologi akademik dan Braid mengacu pada filsuf lain dalam tradisi ini di seluruh tulisan-tulisannya. Oleh karena itu Braid merevisi teori dan praktek mesmerisme dan mengembangkan metode sendiri "hipnotisme" sebagai pengobatan alternative yang lebih rasional dan ‘masuk akal” .
“Di sini mungkin perlu bagi saya untuk menjelaskan, bahwa dengan istilah Hipnotisme, atau tidur saraf, yang sering terjadi, yang saya maksudkan adalah kondisi khusus dari sistem saraf, di mana mungkin dapat dibuat oleh alat buatan, dan yang berbeda, dalam beberapa hal, dari tidur biasa atau kondisi bangun. Saya tidak mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan melalui transmisi dari pengaruh magnet atau okultisme dari tubuh saya ke dalam pasien, juga tidak saya akui, dengan proses saya, untuk menghasilkan suatu fenomena yang lebih tinggi (contohnya supranatural) dari Mesmeris. Pretensi saya adalah sebuah karakter yang jauh lebih rendah hati, dan semuanya konsisten dengan prinsip umum yang telah diakui dalam ilmu fisiologi dan psikologi. Hipnotisme karena itu mungkin tidak sesuai dengan mesmerisme rasional , berlawanan dengan Mesmerisme Transendental dari Mesmerist.”
Meskipun ia menyebutkan istilah "mesmerisme rasional", Braid akhirnya menekankan keunikan pendekatannya, melakukan eksperimen informal sepanjang kariernya untuk membantah argumen tentang praktek supranatural, dan sebagai gantinya menunjukkan peran proses fisiologis dan psikologis biasa seperti sugesti dan konsentrasi terfokus untuk menghasilkan efek yang dapat diamati. Braid bekerja sama sangat erat dengan teman dan sekutu ahli fisiologi terkenal Profesor William Benjamin Carpenter, seorang neuro-psikolog awal, yang memperkenalkan teori sugesti "ideo-motor refleks". Carpenter telah mengamati berbagai contoh harapan dan imajinasi yang rupanya tanpa sadar mempengaruhi gerakan otot. Sebuah contoh klasik dari prinsip ideo-motor di tindakan adalah apa yang disebut "pendulum Chevreul" (dinamai menurut Michel Eugène Chevreul). Chevreul mengklaim bahwa pendulum dapat dibuat bergoyang hanya konsentrasi yang tepat saja.
Braid segera mengasimilasikan pengamatan Carpenter dengan teorinya sendiri, menyadari bahwa pengaruh konsentrasi terfokus adalah untuk meningkatkan respon reflex ideo-motor. Braid mendefiniskan teori Carpenter untuk menjelaskan pengaruh pikiran terhadap tubuh secara lebih umum, di luar sistem otot, dan karena itu disebut respon "ideo-dinamis" dan menciptakan istilah "psiko-fisiologi" untuk merujuk pada studi pikiran umum / interaksi tubuh.
Dalam karya-karyanya berikutnya, Braid memberikan istilah ‘hipnotisme’ untuk kasus-kasus di mana subjek memasuki keadaan amnesia menyerupai tidur. Selanjutnya, ia berbicara tentang prinsip "mono-ideodynamic" untuk menekankan bahwa teknik induksi fiksasi mata bekerja dengan mempersempit konsentrasi subyek dengan ide tunggal atau melatih pikiran ("monoideism") yang memperkuat pengaruh “ide dominan” atas tubuh subyek dengan prinsip ideo-dinamis.
Histeria vs Sugesti
Selama beberapa dekade, karya-karya Braid ebih berpengaruh di luar negeri daripada di negaranya sendiri, kecuali untuk segelintir pengikut, terutama Dr John Milne Bramwell. Ahli saraf terkemuka Dr George Miller Beard membawa teori Braid ke Amerika. Sementara karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh Wilhelm T. Preyer, Profesor Fisiologi di Universitas Jena. Psikiater Albert Moll kemudian melanjutkan penelitiannya di Jerman, mempublikasikan Hipnotisme pada tahun 1889. Perancis menjadi titik fokus penelitan setelah ahli saraf terkemuka Dr Étienne Eugène Azam menyajikan penelitian Braid di Akademi Ilmiah Perancis. Azam juga menerjemahkan naskah terakhir Braid's (On Hypnotism, 1860) ke dalam bahasa Prancis. Atas permintaan Azam, Paul Broca, dan lain-lain, Akademi Ilmiah Perancis, yang telah memeriksa mesmerisme pada 1784, tulisan diperiksa Braid's lama setelah kematiannya.
Antusiasme Azam terhadap hipnotisme dipengaruhi Ambroise-Auguste Liébeault, seorang dokter desa. Hippolyte Bernheim menemukan kelompok hipnoterapi klinis Liebeault yang sangat terkenal dan kemudian menjadi seorang penghipnotis yang berpengaruh. Penelitan tentang hipnotisme kemudian berputar di sekitar perdebatan sengit antara Jean-Martin Charcot dan Hippolyte Bernheim, dua tokoh paling berpengaruh dalam hipnotisme akhir abad 19.
Charcot menjalankan sebuah klinik di Rumah Sakit Pitié-Salpêtrière (yang juga dikenal sebagai "Sekolah Paris" atau "Sekolah Salpêtrière"), sementara Bernheim memiliki klinik di Nancy (juga dikenal sebagai "Sekolah Nancy"). Charcot, lebih dipengaruhi oleh Mesmerisme, berpendapat bahwa hipnotis adalah sebuah keadaan fungsi saraf abnormal yang hanya ditemukan pada wanita histeris tertentu. Dia menyatakan bahwa hal tersebut terwujud dalam serangkaian reaksi fisik yang dapat dibagi ke dalam tahap yang berbeda. Bernheim berpendapat bahwa setiap orang bisa dihipnotis, dan merupaikan penjabaran dari fungsi psikologis normal, dan bahwa dampaknya adalah karena sugesti. Setelah perdebatan beberapa dekade, pandangan Bernheim mendominasi. Teori Charcot sekarang hanyalah merupakan cerita bersejarah.
Pierre Janet
Pierre Janet (1859-1947) melaporkan penelitian pada subjek Hipnotis pada tahun 1882. Charcot kemudian diangkat direktur laboratorium psikologi di Salpêtrière pada tahun 1889, setelah Janet menyelesaikan gelar doktor dalam filsafat yang membahas otomatisme psikologis. Pada tahun 1898 diangkat Janet dosen psikologi di Sorbonne, dan pada 1902 menjadi kursi psikologi eksperimental dan komparatif di College de France. Janet menyatukan pendapat antara pendapatnya dengan Bernheim dan pengikut-pengikutnya, mengembangkan psikoterapi hipnotisnya berdasarkan konsep disosiasi psikologis, pada pergantian abad, mencoba untuk menyaingi Freud dalam menyediakan teori psikoterapi yang lebih komprehensif.
Sigmund Freud
Sigmund Freud, penemu psikoanalisis, mempelajari hipnotisme pada sekolah Paris dan mengunjungi Sekolah Nancy sebentar. Pada awalnya, Freud adalah seorang pendukung antusias dari Hypnotherapy, dan segera mulai menekankan regresi Hipnotis dan reaksi ab (katarsis) sebagai metode terapi. Dia menulis artikel ensiklopedia yang mendukung hipnotis, diterjemahkan dalam salah satu karya Bernheim ke dalam bahasa Jerman, dan menerbitkan serial studi kasus yang berpengaruh bersama rekannya Joseph Breuer berjudul Studies on Hysteria (1895). Hal ini menjadi teks pendiri tradisi selanjutnya dikenal sebagai "hypno-analisis" atau "hipnoterapi regresi."
Namun, Freud secara bertahap meninggalkan hipnotisme demi psikoanalisis, menekankan asosiasi bebas dan interpretasi bawah sadar. Berjuang dengan biaya besar yang dibutuhkan psikoanalisis pada waktu itu, Freud kemudian menyarankan bahwa psikoterapi mungkin dapat dikombinasikan dengan sugesti hipnotis untuk mempercepat hasil pengobatan, Namun hanya segelintir pengikut Freud yang cukup berkualitas dalam sintesinya dengan hipnotis. Karya mereka memiliki pengaruh terbatas pada pendekatan hipnoterapi yang sekarang dikenal sebagai "hipnotis regresi", "hipnotis progresif", dan "hypnoanalysis".
Emile Coue
Émile Coué (1857-1926) dibantu Ambroise-Auguste Liébeault untuk sekitar dua tahun di Nancy. Setelah berlatih selama beberapa tahun sebagai seorang hipnoterapis menggunakan metode Liébeault dan Bernheim Sekolah Nancy, Coué mengembangkan orientasi baru yang disebut "sugesti sadar." Beberapa tahun setelah kematian Liébeault di 1904, Coué mendirikan apa yang kemudian dikenal sebagai New Nancy School, sebuah kolaborasi bebas dari beberapa praktisi yang mengajarkan dan mempromosikan pandangannya. Metode Coue tidak menekankan "tidur" atau relaksasi yang mendalam dan bukannya berfokus pada sugesti melibatkan serangkaian tes saran spesifik. Meskipun Coué berargumen bahwa ia tidak lagi menggunakan Hipnotis, pengikut seperti Charles Baudouin dilihat pendekatan sebagai bentuk ringan hypnosis diri sendiri. Metode Coué's menjadi terkenal dengan pertolongan untuk diri sendiri (self help) dan teknik psikoterapi, yang kontras dengan psikoanalisis dan prefigured self-hypnosis dan terapi kognitif.
Clark L.Hull
Perkembangan utama berikutnya datang dari peneliti psikologi perilaku universitas Amerika. Clark L. Hull, seorang psikolog Amerika terkemuka, menerbitkan kompilasi besar pertama studi laboratorium terhadap Hipnotis, Hypnosis & Suggestibility(1933), di mana ia membuktikan bahwa Hipnotis dan tidur tak punya kesamaan. Hull menerbitkan banyak temuan-temuan kuantitatif dari Hipnotis dan meyarankan percobaan dan penelitian yang didorong oleh psikologis aliran utama. Interpretasi hinotis berdasarkan psikologi perilaku Hull interpretasi Hipnotis, menekankan refleks terkondisi, disaingi interpretasi psikologi perilaku Freudian yang menekankan transferensi bawah sadar.
Milton Erickson
Milton H. Erickson, MD adalah salah satu hipnoterapis pasca-perang yang paling berpengaruh. Dia menulis beberapa buku dan artikel jurnal tentang topik ini. Selama tahun 1960-an, Erickson mempopulerkan sebuah cabang baru dari hipnoterapi, yang dikenal sebagai hipnoterapi Ericksonian, yang memiliki ciri primer dengan sugesti tidak langsung, "metafora" (sebenarnya analogi), teknik kebingungan (confusion techniques), dan double binds di tempat induksi hipnotis formal. Namun, perbedaan antara metode Erickson dan hipnotis tradisional dimulai oleh praktisi kontemporer misalnya André Weitzenhoffer, dipertanyakan apakah ia betul-betul mempraktekkan "Hipnotis" dan bagaimana pendekatannya tetap dipertanyakan.
“Erickson tidak berkeberatan menampilkan berbagai efek sugesti seperti terhipnotis, tidak peduli apakah subyek dalam keadaan hipnotis atau tidak. Sebenarnya, dia tidak mempedulikan apakah keadaan terhipnotis seperti itu sama dengan dalam keadaan terhipnotis yang sesungguhnya atau tidak”
Karakteristik
Pandangan skeptis tentang kesulitan membedakan antara hipnotis dan efek placebo, mengatakan bahwa hipnotis sangat bergantung terhadap efek sugesti dan dipercaya bahwa hal tersebut akan susah dibayangkan, bagaimana suatu kontrol plasebo dapat diciptakan untuk penelitan tentang hipnotis. Dapat dikatakan bahwa sugesti hipnotik dimaksudkan secara eksplisit agar dapat berguna terhadap efek placebo. Sebagai contoh, Irving Kirsch telah mencetuskan definisi Hipnotis sebagai sebuah efek ‘mega-plasebo yang tidak mengecoh’, contohnya sebuah metode terbuka yang menggunakan sugesti dan menggunakan metode untuk memperbesar efeknya.
Definisi
Definisi paling awal dari kata ‘hipnotis’ dicetuskan oleh Braid, yang mencetuskan istilah ‘hipnotisme’ sebagai singkatan dari ‘neuro-hipnotisme’, atau nervous sleep yang berlawanan dengan tidur normal, dan difenisikan sebagai “keadaan aneh system saraf yang diinduksi oleh konsentrasi yang terfiksasi dan abstrak dari mental dan visual mata, pada satu obyek, bukan merupakan keadaan alami yang menegangkan.
Braid menguraikan dengan singkat definisi tersebut dalam karya berikutnya: “Asal sesungguhnya dan esensi dari kondisi hipnotik, merupakan induksi kebiasaan abstrak atau konsentrasi mental, sebagaimana dalam lamunan atau abstraksi spontan, kekuatan pikiran yang sangat banyak ditekuni dengan sebuah ide atau serangkaian pikiran, yang mengolah kesadaran individual, atau kesadaran yang secara berbeda, semua ide-ide lain, kesan-kesan, atau serangkaian ide-ide. Keadaan tidur hipnotik, bagaimanapun, merupakan antithesis atau lawan dari keadaan kondisi mental dan fisik yang mendahului dan menyertai tidur biasa.” Braid lalu mendefinisikan hipnotisme merupakan keadaan konsentrasi mental yang sering menuntun terhadap serangkaian relaksasi progresif yang disebut ‘nervous sleep”. Di kemudian hari, pada karyanya yang berjudul “The Physiology of Fascination”(1855), Braid mengakui bahwa terminologi aslinya salah, dan berpendapat bahwa istilah “hipnotisme” atau “nervous sleep” harus diterapkan pada minoritas subyek (10%) yang menunjukkan amnesia, menggantikan istilah “monodeisme”, yang artinya adalah konsentrasi terhadap satu ide, sebagai penggambaran keadaan waspada yang dialami orang lain. Sebuah definisi baru Hipnotis, diciptakan dari psikologi akademis, dicetuskan tahun 2005, ketika Perkumpulan Hipnotis Psikologi (Society for Psychological Hypnosis), Divisi 30 dari Asosiasi Psikologi Amerika (American Psychological Association-APA), mempublikasikanya mengikuti definisi formalnya.
Definisi Hipnotis yang Baru Definisi Divisi 30 dan Deskripsi Hipnotis
Hipnotis pada umumnya terkait dengan introduksi sebuah prosedur selama subyek tersebut disugesti untuk mengalami suatu pengalaman imajinatif. Induksi Hipnotis merupakan sugesti inisial yang luas menggunakan imajinasi seseorang dan mungkin mengandung perincian lebih lanjut pada introduksinya. Sebuah prosedur Hipnotis biasanya digunakan untuk memberikan dukungan dan mengevaluasi respon sugesti. Ketika menggunakan hipnotis, seseorang (subyek) dipimpin oleh orang lain (hypnotist) untuk memberikan respon terhadap sugesti untuk berubah pada pengalaman subyektifnya, perubahan persepsi, sensasi, emosi, pikiran atau tingkah laku. Orang tersebut dapat juga mempelajari Hipnotis diri sendiri (self hypnosis) yang merupakan tindakan untuk mengatur prosedur hipnotis atas kemauan orang tersebut. Jika subyek berespon terhadap sugesti hipnotis, umumnya menandakan bahwa Hipnotis telah berhasil dilakukan. Banyak pihak meyakini bahwa respon Hipnotis dan pengalaman merupakan karakteristik keadaan hipnotis. Di lain pihak, diyakini bahwa penggunaan kata ‘Hipnotis’ tidak diperlukan sebagai bagian dari induksi hipnotik, sedangkan pihak lain meyakini bahwa hal tersebut penting.
Detail prosedur hipnotik dan sugesti akan berbeda, tergantung dari tujuan praktisi dan kegunaan klinis atau penelitian. Prosedur tradisional melibatkan sugesti untuk santai, walau relaksasi tidak perlu dilakukan untuk Hipnotis dan variasi sugesti yang luas dapat digunakan, termasuk sugesti yang membuat seseorang lebih waspada. Sugesti yang menimbulkan perpanjangan waktu hipnotis harus dinilai dengan membandingkan respon terhadap skala terstandardisasi yang digunakan pada keadaan klinis dan penelitian. Ketika mayoritas individual berespon terhadap sekurang-kurangnya beberapa sugest, kisaran nilai dari standardidasi dari nilai yg tinggi hingga rata-rata. Secara tradisional, nilai dikelompokkan menjadi kategori rendah, sedang, dan tinggi. Sebagaimana pada kasus dengan pengukuran skala positif pada konstruksi psikologis, seperti perhatian, kewaspadaan, dan bukti tercapainya keadaan Hipnotis akan meningkatkan nilai individual.
Induksi
Hipnotis biasanya dimunculkan dengan tehnik ‘induksi hipnotik’. Secara tradisional, keadaan ini diinterpretasikan sebagai sebuah metode untuk membuat subyek berada dalam keadaan ‘hypnotic kerasukan (trance)’. Bagaimanapun para pencetus teori ‘nonstate’ memiliki pandangan yang berbeda, yaitu mempertinggi harapan klien, menegaskan peran mereka, memfokuskan perhatian, dan lain sebagainya. Ada banyak variasi tehnik induksi yang berbeda-beda menggunakan hipnotisme. Bagaimanapun, metode yang paling berpengaruh adalah metode ‘fiksasi mata’ (eye-fixation) Braid, yang dikenal juga dengan mana “Braidisme”. Ada banyak variasi pendekatan fiksasi mata yang ada, termasuk induksi yang digunakan pada Stanford Hypnotic Susceptibility Scale (SHSS), pendekatan yang paling banyak digunakan secara luas pad lapangan hipnotisme.
Deskripsi asli Braid terhadap induksinya adalah sebagai berikut: “Ambil obyek yang terang (saya biasanya menggunakan tempat lanset saya) antara ibu jari, telunuk, serta jari tengah tangan kiri, pegang dengan jarak 8 hingga 15 inci dari mata, pada posisi seperti ini, di atas dahi yang dapat menyebabkan tegangan antara mata dan alis, serta memampukan pandangan pasien terfiksasi pada obyek tersebut.
Pasien harus dapat mengerti bahwa pandangan matanya harus tetap terfiksasi terhadap obyek tersebt, dan pikirannya terpusat pada satu obyek. Dapat diamati, bagaimana penyesuaian pandangan mata, pertama-tama pupil akan berkontraksi dan kemudian berdilatasi, dan setelah mencapai lama yang maksimal, dapat terlihat gerakan bergelombang, bila jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan, diacungkan dan diarahkan dari benda mendekati kedua mata , sehingga obyek akan menjauh dari mata, yang sering terjadi, kelopak mata akan tertutup secara tidak sadar dengan gerakan bergetar. Jika tidak terjadi, atau pasien menggerakkan bola matanya, menimbulkan keinginannya untuk memulai kembali, berikan pengertian kepadanya bahwa dia boleh menutup mata kita jari digerakkan lagi mendekati mata, tetapi pandangannya harus tetap terfiksasi, pada posisi yang sama, dan pikirannya terfiksasi pada satu ide yaitu pada benda yang dipegang di atas kedua matanya. Umumnya akan ditemukan, bahwa kelopak mata akan tertutup dengan gerakan bergetar, atau menutup secara spasmodik.” Braid sendiri kemudian menyatakan bahwa tehnik induksi hipnotis tidak diperlukan untuk setiap kasus dan kebanyakan peneliti kemudian menemukan bahwa pada umumnya tidak banyak berguna daripada yang diperkirakan sebelumnya terhadap efek sugesti hipnotik. Banyak variasi dan alternatif dari tehnik hipnotis asli telah berkembang. Bagaimanapun, sekitar 100 tahun setelah Braid memperkenalkan metode tersebut, peneliti lain masih menyatakan: 9 dari 10 tehnik hipnotik yang aman adalah posisi bersandar, relaksasi otot, dan fiksasi pandangan disertai dengan penutupan mata.
Sugesti Ketika James Braid pertama kali mendeskripsikan hipnotisme, dia tidak menggunakan istilah ‘sugesti’ tetapi dimaksudkan pada tindakan untuk memfokuskan pikiran sadar subyek terhadap satu ide yang dominan. Strategi terapi utama Braid melibatkan stimulasi atau mengurangi fungsi fisiologis pada area tubuh yang berbeda. Pada karya berikutnya, bagaimanapun juga, Braid meletakkan dasar bentuk sugesti verbal dan non verbal, termasuk penggunaan ‘sugesti bangun’ (waking suggestion) dan Hipnotis diri sendiri (self hypnosis). Setelah itu, penekanan hipnotis oleh Hippolyte Bernheim bergeser dari keadaan fisik pada proses psikologis sugesti verbal. Konsep Bernheim terhadap sugesti verbal primer pada hipnotis mendominasi subyek selama abad ke-20. Sehingga membuat beberapa pihak menyatakan bahwa ia adalah Bapak Hipnotis Modern. Hipnotisme kontemporer memakai berbagai macam sugesti, termasuk:
Sugesti verbal langsung Sugesti verbal tidak langsung, seperti permintaan atau sindiran, metafora, dan ungkapan kata-kata pihak lain
Sugesti non verbal dalam bentuk imajinasi mental, nada suara, dan manipulasi fisik. Perbedaannya pada umumnya ada antara sugesti yang diberikan dengan permisif atau dengan cara yang lebih otoriter. Beberapa sugesti hipnotis dimaksudkan untuk memberikan reposmon langsung, sedangkan lainnya (sugesti pasca-hipnotik) dimaksudkan untuk memicu respon setelah ada penundaan waktu selama beberapa menit hingga beberapa tahun pada beberapa kasus.
Pikiran sadar vs pikiran bawah sadar
Beberapa praktisi memahami sugesti sebagai suatu bentuk komunikasi primer langsung pada pikiran sadar subyek, sementara praktisi lain memandang sugesti sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar atau pikiran sadar. Konsep-konsep ini diperkenalkan dalam konsep hipnotisme pada akhir abad 19 oleh Sigmund Freud dan Pierre Janet. Perintis hipnotisme periode zaman Victoria, termasuk Braid dan Bernheim, tidak menggunakan konsep-konsep ini, tetapi mengakui bahwa sugesti hipnotis diarahkan kepada pikiran sadar subyek. Memang, sebenarnya Braid mendefinisikan hipnotisme sebagaimana berpusat kepada perhatian sadar terhadap suatu ide atau sugesti yang dominan. Pandangan berbeda mengenai sifat dasar pikiran telah menimbulkan berbagai konsep tentang sugesti. Praktisi hipnotis yang mempercayai bahwa respon yang dimediasi terutama oleh pikiran bawah sadar, seperti Milton Erickson, menciptakan berbagai macam kegunaan sugesti tidak langsung seperti metafora atau cerita, yang bermaksud untuk menemukan artinya dari pikiran sadar subyek. Konsep sugesti subliminal juga bergantung terhadap pola pikir. Sebaliknya, praktisi hipnotis yang percaya bahwa respon terhadap sugesti terutama dimediasi oleh pikiran sadar, seperti Theodore Barber dan Nicholas Spanos cenderung menggunakan lebih banyak sugesti dan instruksi verbal secara langsung.
Refleks Ideo-Dinamis
Teori neuro-psikologis sugestif hipnotis pertama kali diperkenalkan oleh James Braid yang mengadaptasi teori teman dan koleganya, William Carpenter tentang respoin reflex ideo motor untuk menjelaskan fenomena hipnotis. Carpenter telah mengamati secara dekat dari pengalaman sehari-hari tentang ide bahwa dalam kondisi tertentu, gerakan otot dapat cukup menghasilkan reflex, atau otomatisasi, kontraksi atau gerakan otot-otot yang terlibat, meskipun dalam derajat yang sangat kecil. Braid menjelaskan teori Carpenter untuk mengamati berbagai respon tubuh, selain gerakan otot, dapat dipengaruhi, contohnya, ide bahwa menghisap lemon secara otomatis dapat merangsang produksi air liur, sebagai respon kelenjar sekretorik. Oleh karena itu Braid mengadopsi istilah ‘ideo-dinamis’ yang berarti ‘kekuatan ide’ untuk menjelaskan berbagai gejala ‘psiko-fisiologis’ tubuh. Braid istilah ‘ide mono dinamis’ untuk merujuk pada teori bahwa hipnotis bekerja dengan memusatkan perhatian pada satu ide untuk memperkuat pada satu ide untuk memperkuat respon reflex ideo-dinamis. Variasi dasar atau teori sugesti ideo dinamis terus memegang pengaruh besar atas teori-teori hipnotis berikutnya, termasuk Clark L.Hull, Hans Eysenck, dan Ernest Rossi. Perlu dicatat, bahwa pada Psikologi periode Victoria, kata ‘ide’ mencakup setiap representasi mental, contohnya, citra mental, atau ingatan, dan lain sebagainya. Sugesti Pasca Hipnotis (post-hypnotic) Diduga sugesti pasca hipnotis dapat digunakan untuk mengubah perilaku seseorang setelah dihipnotis. Seorang penulis menyatakan bahwa ‘seseorang bisa bertindak beberapa waktu kemudian berdasarkan satu sugesti yang ditanamkan pada sesi hipnotis’. Seorang hipnoterapis mengatakan kepada salah satu pasiennya yang juga kawannya: “Ketika saya menyentuh jari Anda, Anda akan segera terhipnotis”. Empat belas tahun kemudian, pada sebuah pesta makan malam, ia menyentuh jari temannya dan kepala temannya segera jatuh terkulai di kursi.
Kerentanan Braid membuat perbedaan kasar antara berbagai tahapan hypnosis yang disebut sebagai tahap kesadaran hipnotisme pertama dan kedua. Kemudian ia menggantikan istilah ini dengan perbedaan antara tahapan ‘sub hipnotis’, ‘hipnotis penuh’ dan ‘koma hipnotis’.. Jean-Martin Charcot membuat perbedaan serupa antara tahapan ini dengan nama berjalan saat tidur (somnambulism), kelesuan (lethargy), dan katalepsi. Namun Ambroise-Auguste Liebeault dan Bernheim memperkenalkan skala hipnotis yang lebih dalam, berdasarkan kombinasi tingkah laku, respon fisiologis dan respon subyektif. Sebagian diantaranya adalah akibat sugesti langsung dan sebagian akibat sugesti tidak langsung. Pada decade pertama abad 20, skala kedalaman klinis digantikan oleh penelitian klinis. Skala yang paling berpengaruh adalah ciptaan Davis-Husband dan Friedlander-Sarben yang dikembangkan pada tahun 1930-an. Andre Weitzenhoffer dan Ernest R.Hilgard mengembangkan Skala Kerentanan Hipnotis Standford pada tahun 1959, yang terdiri dari 12 bagian tes sugesti diikuti dengan skenario hipnotis terstandardisasi induksi fiksasi mata dan kemudian menjadi salah satu pegangan penelitian yang paling banyak direfensikan di bidang hipnotis. Tidak lama setelah itu, pada tahun 1962, Ronald Shor dan Emily Carota Orne mengembangkan skala kelompok yang mirip, disebut Skala Kerentanan Hipnotis Kelompok Harvard (Harvard Group Scale of Hypnotic Susceptibility (HGSHS)). Sedangkan teori yang lebih tua tentang kedalaman skala, mencoba untuk menyimpulkan tingkat ‘kerasukan (trance) hipnotis’ berdasarkan tanda-tanda yang dapat diamati, seperti amnesia spontan, kebanyakan pengukuran skala dari respon yang diamati atau dievaluasi sendiri terhadap tes sugesti spesifik, seperti sugesti langsung kekakuan lengan (katalepsi). Skala Standford, Harvard, dan skala kerentanan lain mengubah angka menjadi penilaian kerentanan seseorang seperti ‘tinggi’, ‘medium’, ‘rendah’. Diperkirakan 80% populasi berskala medium, 10% tinggi, dan 10% rendah. Nilai kemampuan hipnotis biasanya menetap tinggi pada masa hidup seseorang. Penelitan oleh Deirdre Barret menyatakan bahwa ada dua tipe subyek yang rentan yang disebut ‘Pengkhayal’ (Fantasizers) dan ‘Pemisah’ (dissociaters). Skor pengkhayal tinggi pada skala penyerapan sehingga mudah memblok stimulus dunia nyata tanpa hipnotis, sering kali berkhayal, melaporkan teman-teman khayalan pada saat kanak-kanak dan tumbuh dengan orang tua yang menyarankan permainan imajinasi. Pemisah sering memiliki riwayat penyiksaan anak atau trauma lainnya, belajar untuk lari pada kehampaan dan untuk melupakan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan. Kemampuan mereka untuk berkhayal sering menjadi kosong daripada khayalan kenangan yang samar-samar. Kedua nilai kelompok ini sama-sama tinggi untuk skala formal kerentanan hipnotis.
Perilaku kognitif
Di paruh kedua abad kedua puluh, ada dua faktor yang memberikan kontribusi bagi pengembangan pendekatan perilaku kognitif Hipnotis.
1. Teori kognitif dan perilaku tentang hakikat Hipnotis (dipengaruhi oleh teori Sarbin dan Barber) menjadi semakin berpengaruh.
2. Praktek hipnoterapi dan berbagai bentuk terapi perilaku kognitif tumpang tindih dan saling mempengaruhi. Meskipun teori hipnotis perilaku kognitif harus dibedakan dari pendekatan perilaku kognitif untuk hipnoterapi, keduanya memiliki konsep serupa, terminologi, dan asumsi yang telah diinterintegrasikan oleh para peneliti dan klinisi yang berpengaruh seperti Irving Kirsch, Steven Jay Lynn, dan lain-lain.
Pada awal terapi kognitif-perilaku di tahun 1950-an, Hipnotis digunakan oleh para terapis perilaku awal seperti Yusuf Wolpe dan juga oleh para terapis kognitif awal seperti Albert Ellis. Barber, Spanos & Chaves memperkenalkan istilah "perilaku kognitif" untuk menggambarkan teori keadan tidak terhipnotis (nonstate) pada Hypnotism:Imagination & Human Potentialities (1974). Namun, Clark L. Hull telah memperkenalkan psikologi perilaku kembali ke tahun 1933, yang didahului oleh Ivan Pavlov. Bahkan, teori dan praktek awal dari hipnotisme, bahkan teori Braid, mirip dengan teori kognitif-perilaku dalam beberapa hal.
Istilah
Istilah hipnotisme (hipnotis) dan hipnosis pertama kali diperkenalkan oleh
James Braid, seorang dokter bedah asal
Skotlandia pada tahun 1841-1842 yang merupakan singkatan dari "syaraf tidur" (
"neuro-hypnotism").
[5] Praktik hipnosis oleh James Braid pada awalnya berdasarkan teknik yang dikembangkan oleh Franz Anton Mesmer dan pengikutnya yaitu aliran "Mesmerisme" atau "magnet hewani", namun teorinya berbeda dalam penerapan prosedurnya
[5].
Pengamatannya tentang hipnosis mulanya berawal dari penemuan komite Perancis, yang dilanjutkan dengan pengenalan buku
Elements of the Philosophy of the Human Mind (Elemen-elemen Filosofis Pikiran Manusia) (1827) oleh Dugald Stewart, seorang filsuf berpengaruh dari "Scottish School of Common Sense" (Sekolah Skotlandia Untuk Pikiran yang Berakal). Filsuf ini mendorong para dokter untuk melestarikan komponen-komponen dari Mesmerisme dengan menggantikannya menggunakan interpretasi baru menggunakan "akal sehat" berdasarkan hukum fisiologi dan psikologis.
[6]
James Braid mendeskripsikan istilah hipnotis, atau tidurnya syaraf, sebagai kondisi di saat sistem syaraf dihentakkan dengan pikiran buatan. Proses ini membuat hipnotis berbeda dengan kondisi tertidur atau tersadar (bangun) pada umumnya.
[7]
Praktik hipnosis
Praktik-praktik hipnotis pada awalnya dikenal sebagai teknik meditasi dari Timur (oriental). Praktik-praktik hipnotis yang dilakukan kini memiliki kesamaan dengan berbagai bentuk meditasi yoga oleh agama Hindu dan praktik-praktik spiritual kuno, seperti yang dideskripsikan oleh tulisan Persia kuno tentang berbagai macam ritual agama dan ritual penyembuhan yang dilakukan di Timur.
[8]
Dalam tulisannya di "Kekuatan Pikiran di atas Kekuatan Jasmani", walaupun James Braid menentang dalil-dalil kepercayaan pada fenomena ini, namun tulisannya menunjukkan bahwa meditasi dari Timur menghasilkan efek-efek hipotisme dalam kesendirian, tanpa hadirnya seseorang yang menghipnotis, sehingga ia melihatnya sebagai bukti bahwa hipnotisme terdapat dalam praktik-praktik kuno meditasi dan bukan dari teori-teori moderen maupun praktik aliran mesmerisme.
[9].
Kontroversi hipnotis
Walaupun secara umum efek-efek dari hipnosis diakui, namun banyak perbedaan pendapat antara kalangan ilmuan dan klinis tentang bagaimana hipnosis bekerja.
[4]
Psikologis E.M Thorton (1976) memperluas
analogi tentang hubungan antara hipnosis, aliran mesmerisme, dan sihir. Ia menekankan bahwa subyek yang dihipnotis pada dasarnya diminta untuk "menuju kondisi seperti pasien
epilepsi ditirukan seperti sebuah
parodi". Apabila subyek terlihat seperti kerasukan, maka hal ini diakibatkan karena kondisi kerasukan melibatkan konteks yang mirip secara sosio-kognitif, layaknya seseorang yang menerima peran yang diberikan kepadanya dan merasakan hubungan antara yang meminta dan diminta. Bagaimanapun hipnosis dilakukan, pada dasarnya hipnotisme, aliran mesmerisme, histeria, dan kerasukan setan memiliki dasar yang sama
dimana konstruksi sosial di rancang oleh pelaku terapi yang antusias akan hal ini, pelaku pertunjukan (
showmen), dan pendeta-pendeta atau pelaku ritual agama pada satu sisi - dan di sisi lain ada orang-orang yang mudah percaya, penuh imajinasi, penuh kesediaan, diikuti dengan kebutuhan emosional yang tinggi akan kemampuan orang lain untuknya.
[10]
Proses hipnotis
proses terjadinya hipnotis syarat hipnosis: 1,klien/subjek
=harus bersedia/tidak menolak untuk di hipnotis. 2,menggunakan bahasa yang di mengerti, 3,hipnotist= harus percaya diri
ce.melalui induksi2 hipnotis.dan induksi itu sendiri ada bermacam2.intinya membawa kesadaran seseorang ke posisi trance/memasuki alam bawah sadarnya.
"kedua lakukan pendalama/deepening.tujuanya agar klien lebih rilex,memasuki alam bawah sadarnya lebih dalam lagi,dan membuat kondisi klien sangat fokus.ketiga berikan sugesti2 apa yang mu di berikan,klo hipnotis panggung biasanya sugesti yang di berikan itu bersifat entertaintment/menghibur.tapi kalau dalam hipnotis kesehatan,penyembuhan/hypnosys teraphy.sugesti yang di berikan bertujuan untuk penyembuhan.
langkah terakhir adalah terminatin.atau mengakhiri hipnotis,dan membawa klien ke posisi sadar.dengan sugesti tertentu.."
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hipnosis