Friday, October 1, 2010

Kuskus Beruang

Kuskus Beruang, Ailurops ursinus
 Foto: Riza Marlon, WCS
Kuskus Beruang atau Kuse (Ailurops ursinus) adalah salah satu dari dua jenis kuskus endemik di Sulawesi.  Binatang ini termasuk dalam golongan binatang berkantung (marsupialia), dimana betinanya membawa bayi di dalam kantong yang terdapat di bagian perut.  Panjang badan dan kepala kuse adalah 56 cm, panjang ekornya 54 cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg.  Kuse memiliki ekor yang prehensil, yaitu ekor yang dapat memegang dan biasa digunakan untuk membantu berpegangan pada waktu memanjat pohon yang tinggi.

Kuse mendiami lapisan atas dari hutan.  Makanannya terdiri dari daun dan buah, misalnya daun pohon Kayu kambing (Garuga floribunda), dan Kayu bugis (Melia azedarach) dan buah pohon Rao (Dracontomelon dao).  Kuse membentuk kelompok kecil yang hanya terdiri dari induk dan bayi.  Kecuali pada musim kawin, kuse jantan dan betina dewasa biasanya hidup sendiri-sendiri.
Kuse merupakan binatang yang pendiam.  Dia hampir-hampir tidak bersuara kecuali kalau terganggu.  Kuse yang terganggu akan mengeluarkan suara decak yang disela dengan engahan keras.

Kuse yang terdapat di pulau Sangihe dan Salibabu (Kabupaten Sangihe-Talaud) memiliki ciri yang sedikit berbeda dari yang terdapat di daratan Sulawesi.  Bulunya berwarna abu-abu pucat yang seragam, ukuran kepalanya berbeda, dan secara keseluruhan ukurannya lebih kecil.  Kuse ini digolongkan sebagai sub-jenis khas Sangihe-Talaud, dan nama ilmiahnya Ailurops ursinus melanisticus.

Status
Nasib Kuse di Sulawesi Utara berada dalam bahaya karena populasinya sudah terlampau kecil.  Antara tahun 1980 dan 1995 di Tangkoko telah terjadi pengurangan kepadatan sebesar 50%, yakni dari 3,9 ekor per km2 menjadi 2,0 ekor per km2.  Selama survei WCS di hutan-hutan lindung Sulawesi Utara tahun 1999, binatang ini hanya terlihat tujuh kali di sepanjang 491 km jalur transek.  Ini menunjukkan kepadatan populasi yang sangat rendah.

Seperti pada mamalia sedang dan besar Sulawesi lainnya, laju pembiakan kuse rendah dan kepadatan populasinya juga rendah.  Ini berarti bahwa perburuan yang sedikit saja dapat berakibat kepunahan lokal bagi binatang ini.  Saat ini, populasi Kuse yang ada di Sangihe-Talaud (Ailurops ursinus melanisticus) sangat terancam oleh perburuan dan hilangnya habitat.  Selama survey enam bulan yang dilakukan di daerah ini (tahun 1998), orang tidak melihat satu ekor pun Kuse.

Pengetahuan kita mengenai keberadaan Kuse di Kabupaten Sangihe-Talaud hanya didasarkan pada informasi dari pemburu-pemburu setempat.  Hasil wawancara di Salibabu, Talaud, menyatakan bahwa binatang ini masih terdapat di pulau-pulau ini, namun habitatnya sedang menghilang dengan cepat.  Selain itu, tekanan perburuan juga sangat tinggi.  Dengan demikian penelitian yang terperinci atas populasi Kuse di daerah ini sangat diperlukan.



sumber : http://www.celebio.org/spesies-dan-habitat/spesies/kuskus-beruang.html

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...