Mbah Surip | |
---|---|
Latar belakang | |
Nama lahir | Urip Achmad Rijanto |
Lahir | 6 Mei 1957 Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia |
Meninggal | 4 Agustus 2009 (umur 52) Jakarta |
Jenis Musik | Pop Reggae |
Pekerjaan | Penyanyi |
Instrumen | Gitar |
Tahun aktif | 1989 - 2009 |
Perusahaan rekaman | Falcon Music |
Pasangan | Minuk Sulistyowati (cerai) |
Orang tua | Sukotjo (alm.) Rasminah (alm.) |
Urip Achmad Rijanto, (lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 6 Mei 1957 – meninggal di Jakarta, 4 Agustus 2009 pada umur 52 tahun)[1] atau lebih populer sebagai Mbah Surip, adalah seorang penyanyi Indonesia. Ia populer karena tawanya dan gayanya yang unik, dan karena lagu Tak Gendong dari album tahun 2003-nya yang juga berjudul Tak Gendong.
Karier
Mbah Surip pernah mendapatkan penghargaan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk kategori menyanyi terlama. Ia pernah ikut membintangi beberapa film dan beberapa kali pula tampil di televisi.[2] Sebelum menjadi seniman, Mbah Surip mengaku pernah menjalani berbagai macam profesi.Mbah Surip dikenal dengan pengakuannya di media massa yang sering terdengar bercanda. Dia mengaku pernah bekerja di bidang pengeboran minyak serta tambang berlian. Dia juga mengklaim memiliki gelar Doktorandus, Insinyur, dan MBA, serta pernah mengadu nasib di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California. Menurut Mbah Surip, dia menciptakan lagu Tak Gendong saat berada di Amerika Serikat, bertemakan kerjasama saling bahu membahu dan belajar salah. [3]
Kehidupan pribadi
Masa kecil dan pendidikan
Urip adalah anak keempat dari tujuh bersaudara dari Sukotjo (alm.) dan Rasminah (alm.) yang beserta keluarga besarnya tinggal di Jalan Magersari Gang Buntu, kelurahan Magersari Mojokerto, Jawa Timur. Kehidupan masa kecilnya tergolong sulit karena dia harus bekerja membantu orang tuanya yang berjualan kikil sejak kecil. Dia sempat bekerja sebagai pedagang asongan, menjual antara lain es lilin dan kacang goreng keliling kampungnya. Walaupun penuh perjuangan, dia menyelesaikan sekolahnya, antara lain di SDN Karang Tengah II (1970), Sekolah Teknik Pasna Wiyata (1974), kemudian STM Brawijaya (1977). Dia bahkan menyelesaikan kuliah di Fakultas Teknik Mesin Universitas Sunan Giri Cabang Mojokerto (1979).Keluarga dan pekerjaan awal
Setelah lulus kuliah, Urip menikah dengan Minuk Sulistyowati dan dikaruniai empat anak, antara lain Tita, Farid (yang kemudian menjadi manager Urip di Jakarta), Krisna, dan Ivo. Meski sudah memiliki empat anak, saat itu Urip masih belum memiliki pekerjaan tetap. Urip sempat bekerja sebagai tukang sobek karcis di bioskop Indra di daerah Alun-alun Kota Mojokerto dan juga di bioskop Indra di daerah, yang sekarang sudah tutup. Pada awal tahun 80-an, Urip memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Diduga bahwa karena Urip pergi merantau terlalu lama, istrinya yang berada di Mojokerto akhirnya memutuskan untuk bercerai dengannya dan menikah dengan lelaki lain. Setelah perceraian tersebut, Urip memutuskan untuk tetap menduda, tidak menikah lagi bahkan hingga hari kematiannya yang mendadak.Setelah populer
Oleh kerabatnya, Urip dikenal sebagai orang yang bersahaja, baik sebelum maupun sesudah populer. Dia sering menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halamannya di Mojokerto untuk nyekar (menabur bunga) di makam kedua orang tuanya di TPU Losari, Desa Losari, Kecamatan Gedeg, Mojokerto. [4]Kematian
Mbah Surip tutup usia pada hari Selasa tanggal 4 Agustus 2009 pukul 10.30 WIB pagi, di puncak kepopulerannya di kancah musik Indonesia. Dia meninggal dunia akibat gagal jantung dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Pusdikkes TNI AD, Kramat Jati, Jakarta Timur.[5] Menurut bagian rekam medik RS Pusdikkes, jenazah Mbah Surip sempat berada selama satu jam di RS Pusdikkes.[6] Jenazah kemudian langsung diambil oleh kerabat yang membawanya yaitu pelawak Mamiek Prakoso. Menurut berita, serangan jantung tersebut disebabkan kebiasaan meminum kopi dan merokok Mbah Surip yang berat. Kejadian tersebut diberitakan karena Mbah Surip tiba-tiba meminum air dingin pada suatu kesempatan, sehingga menyebabkan jantungnya bekerja labil.Jenazah Mbah Surip dimakamkan pada hari yang sama, Selasa malam tanggal 4 Agustus 2009, di Pemakaman Keluarga W.S. Rendra, di Depok, Jawa Barat yang lokasinya berdekatan dengan lokasi Bengkel Teater Rendra di Kampung Rawa RT 002/05 Cipayung Jaya, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. [7]
Diskografi
- Ijo Royo-Royo (1997)
- Indonesia I (1998)
- Reformasi (1998)
- Tak Gendong (2003)
- Barang Baru (2004)
- Tak Gendong Bangun Tidur (2009) - Kompilasi
Singel
- Dielus-elus (2009)
Anekdot
- Penyair dan sastrawan terkenal Indonesia W.S. Rendra meninggal dua hari setelah meninggalnya Mbah Surip dan dimakamkan juga di Pemakaman Keluarga W.S. Rendra di Citayam, Depok, Jawa Barat.
- Umur Mbah Surip banyak salah ditulis oleh wartawan sebagai setidaknya 60 tahun, padahal umurnya masih jauh lebih muda. Hal tersebut disebabkan karena penampilannya yang tua dan jawaban Mbah Surip yang sering bercanda. Umurnya yang sesungguhnya baru dikonfirmasi di media massa sesudah prosesi pemakamannya dari tanggal lahir yang tertulis di nisan makamnya.
- Mbah Surip berencana menikahkan putri ketiganya pada tanggal 16 Agustus, namun karena kepergiannya yang mendadak tanggal 4 Agustus, upacara pernikahan tersebut akhirnya diadakan di hari dan tempat yang sama dengan pemakamannya, dengan akad nikah diucapkan di depan jenazah Mbah Surip. [8]
- Mbah Surip berencana untuk menggunakan uang yang diperolehnya untuk membeli helikopter yang saat dia meninggal masih sedang diurus surat-suratnya. [9]
- Mbah Surip yang juga dikenal oleh suara tawanya yang unik ini, proses pemakamannya disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi swasta Tv One
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Mbah_Surip
No comments:
Post a Comment