Oleh Asmaul Chusna

Nganjuk - Menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan bukan berarti harus malas keluar dan menghabiskan waktu di tempat tidur. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melakukan kegiatan di antaranya dengan safari di tempat wisata.

Salah satu alternatif wisata adalah air terjun merambat Roro Kuning di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Pemandanganya yang asri dan nyaman sangat indah dan tepat untuk wisata sambil ngabuburit (menunggu waktu berbuka puasa).

Sutaji, salah seorang tokoh masyarakat di Desa Bajulan, mengemukakan keindahan lokasi wisata yang dibangun sejak 2004 tepatnya pada 17 Desember tersebut sudah tidak diragukan.

Air terjun ini berasal dari tiga sumber air dari Gunung Wilis, mengalir merambat di sela-sela bebatuan padas di bawah pepohonan pinus.

Kemudian menjadi air terjun yang membentuk trisula dengan ketinggian sekitar 10-15 meter, sehingga masyarakat sekitar menyebutnya dengan air terjun merambat.

Nama Roro Kuning sendiri, berdasarkan cerita tokoh masyarakat Desa Bajulan, Mbah Nyambik, berasal dari Ruting dan Roro Kuning yang merupakan putri Raja Kadiri dan Dhoho yang berkuasa sekitar abad Xi hingga XII.

Nama asli Ruting adalah Dewi Kilisuci, sementara Roro Kuning adalah Dewi Sekartaji yang merupakan putri semata wayang Lembu Amiseno dari Kerajaan Dhoho. Ketika kedua putri raja itu sakit, di kerajaan tidak ada yang bisa menyembuhkan. Ruting sakit kuning sementara Roro Kuning sakit gondok dan kulit.

Untuk mencari kesembuhan kedua putri raja tersebut mengembara masuk keluar hutan belantara, naik gunung turun gunung dan akhirnya singgah di lereng Gunung Wilis Desa Bajulan.

Ketika sedang merenungi nasibnya sang putri bertemu dengan Resi Darmo dari Padepokan Ringin Putih desa Bajulan.

Di sinilah kedua putri raja tersebut dirawat dan diberi obat ramuan tradisional oleh Resi tersebut. Dengan ramuan dedaunan, sakit putri raja akhirnya bisa sembuh.

Dalam proses penyembuhannya, putri Ruting dan Kuning sering mandi di air terjun yang kemudian diabadikan oleh Resi itu menjadi nama air terjun.

Fasilitas
Lokasi wisata air terjun merambat Roro Kuning ini terletak sekitar 25 kilometer dengan ketinggan sekitar 600 meter dari permukaan air laut tepatnya. Lokasi wisata tersebut sangat asri Gunung Wilis bagian Selatan serta Gunung Limas.

Lokasi ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran sejarah. Terdapat museum Panglima Besar Jenderal Sudirman yang dulu ditandu demi menghindari penjajah.

Untuk mengabadikan perjalanan beliau, pemerintah melestarikanya dengan agenda napak tilas Kediri - Bajulan oleh Pemerintah Kota Kediri.

Fasilitas yang disediakan di areal Perhutani di petak 66 tersebut dikelola cukup bagus dan lengkap. Terdapat areal bermain untuk anak-anak, "outbond", kolam renang baik untuk anak-anak maupun dewasa, "green house", mushalla, vila, serta laboratorium yang terdapat 40 jenis tanaman langka.

Selain itu, juga terdapat sebuah tempat untuk penangkaran rusa. Sedikitnya ada 12 jenis rusa timur atau "cervus timorensis" yang dipeliraha di tempat penangkaran tersebut.

Selain itu, lokasi parkir yang tersedia juga cukup luas, sehingga memudahkan kendaraan untuk singgah.

Bukan hanya itu, lokasi wisata ini juga terawat baik. Bahkan, kebersihan di lokasi tersebut juga selalu dijaga, sehingga para wisatawan selalu merasa nyaman dengan kebersihanya.

Keberadaan pedagang kaki lima di lokasi tersebut juga dikelola dengan baik. Para pengunjung tidak perlu khawatir kelaparan, setelah menjelajah sekitar 20 hektare luas wilayah, dengan memilih berbagai menu yang disiapkan oleh sekitar 30 PKL yang berada di sana.

Karcis masuk ke lokasi tersebut juga cukup murah. Setiap wisatawan yang datang hanya dipungut Rp2.000,00 per orang dan Rp1.000,00 per kendaraan untuk bisa masuk ke lokasi tersebut.

Ongkos tersebut terlalu murah daripada panorama yang didapatkan saat berkunjung.

Untuk menuju ke lokasi wisata tersebut tidak cukup sulit. Wisatawan bisa memanfaatkan kendaraan umum pribadi maupun umum dengan naik bus jurusan Kediri - Nganjuk.

Ongkos yang dikeluarkan untuk naik bus Kediri - Loceret Rp5.000,00, lalu melanjutkan perjalanan dengan naik ojek jurusan Bajulan-Loceret dengan ongkos Rp20.000,00.

Ongkos yang dikeluarkan memang mahal, karena kendaraan umum ke lokasi tersebut cukup terbatas. Hal inilah yang terkadang membuat wisatawan yang tidak membawa kendaraan pribadi kesulitan menuju ke lokasi tersebut.

Tuti, salah soerang wisatawan dari Kediri mengaku cukup puas dengan pemandangan yang ada di daerah tersebut. Namun, ia kesulitan menuju ke lokasi itu, karena angkutan umum yang terbatas, sehingga ia memilih memanfaatkan kendaraan pribadi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Djoko, wisatawan asal Nganjuk. Ia mengaku datang ke air terjun Roro Kuning, selain untuk ngabuburit, juga untuk "refresing".

"Datang ke sini, untuk ngabuburit dengan teman - teman. Pemandanganya cukup menarik," kata Djoko yang memilih memanfaatkan kendaraan roda dua menuju lokasi tersebut.

Kepala Sub Bagian Pemberitaan Pemerintah Kabupaten Nganjuk Ahmadi mengaku masalah angkutan umum memang menjadi kendala tersendiri ke lokasi wisata tersebut. Hal itu juga yang membuat tingkat kunjungan ke lokasi itu juga masih terbatas.

"Kami memang merencanakan untuk membuat trayek baru yang nantinya bisa menghubungkan antara Ngetos - Sawahan dan tembus hingga Bojonegoro. Direncakan, trayek baru tersebut bisa terealisasi 2-3 tahun mendatang.

"Kami memang berencana membuat jalur trayek baru yang bisa sampai ke Bojonegoro. Dipastikan, dengan trayek tersebut beberapa objek wisata seperti air terjun Roro Kuning bisa manarik kunjungan para wisatawan terutama dari luar daerah," kata Ahmadi mengungkapkan.