ilustrasi
MATARAM, KOMPAS.com — Pulau Bungin di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang disebut-sebut sebagai "pulau terpadat di dunia", kini dilengkapi jalan lingkar yang mengelilingi pulau seluas tujuh hektar itu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB H Muhammad Ali Syahdan di Mataram, Jumat (12/2/2010), mengatakan, awalnya transportasi ke Pulau Bungin hanya menggunakan perahu motor, tetapi beberapa tahun lalu dibangun jalan sehingga kendaraan roda dua ataupun roda empat dapat masuk ke pulau tersebut.
Sebelumnya rumah warga di Pulau Bungin dibangun di atas air dan untuk mendatangi rumah tetangga harus menggunakan sejenis jembatan dari kayu atau bambu, bahkan ada yang menggunakan perahu. "Namun, sekarang Pulau Bungin tidak beda dengan pulau lain, beberapa tahun lalu telah dibangun jalan yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat karena di sekeliling pulau tersebut dibangun jalan lingkar dengan batako," katanya.
Syahdan mengatakan, Pulau Bungin dijuluki "pulau terpadat di dunia" karena luasnya hanya tujuh hektar, tetapi dihuni oleh 708 kepala keluarga (KK) atau 3.045 jiwa dengan kepadatan penduduk empat orang setiap 100 meter persegi.
Pihak DKP NTB akan terus berupaya meningkatkan kualitas lingkungan di Pulau Bungin untuk mencegah munculnya berbagai jenis penyakit, terutama malaria yang belum lama ini pernah berjangkit di pulau tersebut.
Ia mengatakan, beberapa tahun lalu sedikitnya delapan warga Pulau Bungin meninggal akibat malaria dan 300 orang lainnya terpaksa dirawat di puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Pulau Bungin semakin berkembang karena seorang laki-laki yang telah dewasa dan akan menikah harus terlebih dulu membuat fondasi rumah dari batu karang yang disebut talassaq seluas 6 x 12 meter persegi.
Keunikan lain yang bisa ditemukan di Pulau Bungin adalah kambing bisa makan kertas karena di pulau tersebut tidak ada rumput.
Pulau Bungin terletak di sebelah utara Pulau Sumbawa atau sekitar 70 kilometer dari Sumbawa Besar, ibu kota Kabupaten Sumbawa. Transportasi ke Pulau Bungin bisa ditempuh dalam waktu sekitar enam sampai delapan jam perjalanan menggunakan kendaraan termasuk kapal penyeberangan dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur ke Poto Tano, Sumbawa.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB H Muhammad Ali Syahdan di Mataram, Jumat (12/2/2010), mengatakan, awalnya transportasi ke Pulau Bungin hanya menggunakan perahu motor, tetapi beberapa tahun lalu dibangun jalan sehingga kendaraan roda dua ataupun roda empat dapat masuk ke pulau tersebut.
Sebelumnya rumah warga di Pulau Bungin dibangun di atas air dan untuk mendatangi rumah tetangga harus menggunakan sejenis jembatan dari kayu atau bambu, bahkan ada yang menggunakan perahu. "Namun, sekarang Pulau Bungin tidak beda dengan pulau lain, beberapa tahun lalu telah dibangun jalan yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat karena di sekeliling pulau tersebut dibangun jalan lingkar dengan batako," katanya.
Syahdan mengatakan, Pulau Bungin dijuluki "pulau terpadat di dunia" karena luasnya hanya tujuh hektar, tetapi dihuni oleh 708 kepala keluarga (KK) atau 3.045 jiwa dengan kepadatan penduduk empat orang setiap 100 meter persegi.
Pihak DKP NTB akan terus berupaya meningkatkan kualitas lingkungan di Pulau Bungin untuk mencegah munculnya berbagai jenis penyakit, terutama malaria yang belum lama ini pernah berjangkit di pulau tersebut.
Ia mengatakan, beberapa tahun lalu sedikitnya delapan warga Pulau Bungin meninggal akibat malaria dan 300 orang lainnya terpaksa dirawat di puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Pulau Bungin semakin berkembang karena seorang laki-laki yang telah dewasa dan akan menikah harus terlebih dulu membuat fondasi rumah dari batu karang yang disebut talassaq seluas 6 x 12 meter persegi.
Keunikan lain yang bisa ditemukan di Pulau Bungin adalah kambing bisa makan kertas karena di pulau tersebut tidak ada rumput.
Pulau Bungin terletak di sebelah utara Pulau Sumbawa atau sekitar 70 kilometer dari Sumbawa Besar, ibu kota Kabupaten Sumbawa. Transportasi ke Pulau Bungin bisa ditempuh dalam waktu sekitar enam sampai delapan jam perjalanan menggunakan kendaraan termasuk kapal penyeberangan dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur ke Poto Tano, Sumbawa.
sumber : http://regional.kompas.com/read/2010/02/12/13353860/Pulau.Bungin.Terpadat.di.Dunia
No comments:
Post a Comment