Sunday, August 15, 2010

Menentukan Arah Kiblat

 
“Tepat pukul 16.27 WIB matahari berada tepat di atas Ka’bah, sehingga arah matahari adalah arah Ka’bah” kata Drs. Oman Fatkhurrahman, S.W., M.Ag dari Divisi Ilmu Falaq PP Muhammadiyah.
Beberapa hari ini, mungkin di telinga kompasianer terngiang-ngiang kata “FATWA MUI”. Ya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa terbaru, tentang arah kiblat untuk umat muslim dan muslimat di Indonesia. Sebagai muslim, saya jadi dag-dig-dug. “Ini sensasi atau memang benar ya?” kata hati saya (maaf bukan suudzan dengan para Ulama yang duduk di MUI, ini hanya spontan terfikirkan.
Setelah shalat jum’at selesai ditunaikan. Telpon di kantor berbunyi, dari salah satu radio swasta lokal di Yogyakarta. Sang wartawan menanyakan apakah di Masjid Syuhada Yogyakarta ada penentuan ulang arah kiblat? saya jawab saja belum tahu pasti.
Pertanyaan wartawan tersebut mendorong saya untuk bertanya ke DEPAG atau MUI Yogyakarta. Saya hubungi kantor DEPAG Propinsi dan Kota tidak ada yang mengangkat. AKhirnya saya putuskan untuk menghubungi personal pengurusnya. Dan… ing, eng… dapet juga. Kebetulan yang saya hubungi adalah Drs. Ahmad Mukhsin Kamaludiningrat (sekretaris MUI D.I. Yogyakarta) dan Drs. Oman Fatkhurrahman, S.W., M.Ag (Divisi Ilmu Falaq Majlis Tarjih PP MUhammadiyah). Berikut hasil wawancara saya (via telpon) dengan kedua narasumber:
1. Pada pukul 16.27 WIB (Jumat, 16 Juli 2010) posisi matahari berada tepat di atas Ka’bah, sehingga arah matahari adalah arah kiblat;
2. Untuk mengetahui arah kiblat tersebut  bisa diketahui dengan melihat bayangan sebuah tongkat dengan syarat-syarat sebagai berikut: (a). Tongkat lurus dan ditancapkan secara tegak lurus; (b). Tongkat ditancapkan pada pelataran yang datar; (c). Lihat arah bayangan tongkat, arah bayangan adalah arah kiblat.
3. Drs. Ahmad Mukhsin Kamaludiningrat menambahkan, untuk Porpinsi Yogyakarta bisa dengan menambahkan sekira 23 derajat dari Barat ke arah Barat Laut. Tapi, beliau menegaskan bahwa hal ini tidak berarti menambahkan 23 derajat dari arah kiblat setiap Masjid, karena kiblat setiap Masjid tidak bisa dipastikan tepat ke arah barat.
Demikian hasil wawancara saya dengan kedua narasumber. Mudah-mudahan memberi manfaat bagi para kompasianer dan umat muslim di Indonesia (yang membaca tulisan ini tentunya). Last, bagi umat muslim Indonesia tidak usah resah dengan fatwa ini. Saya kira, ketepatan arah kiblat hanya untuk kemantapan beribadah semata. Dan, menjadi simbol SATU tauhid seluruh muslim. Mantapkan saja hati kita menghadap kepada Tuhan Yang Esa, ALLAH Subhanahu Wata’ala.


sumber : http://agama.kompasiana.com/2010/07/16/1627-wib-menentukan-arah-kiblat-indonesia/

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...