Kompleks candi Muara Takus dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter diluar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan Candi Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.
Gambar Candi Muara Takus ini diembat dari :
http://bangfiko.web.id/
Blogger Bertuah Pekanbaru di Candi Muara Takus
Ketika menjamu tamu blogger travel Australia
Anthony Bianco
dari hari Jum'at 02/10/09 mpe Senin 05/10/09
http://bangfiko.web.id/
Blogger Bertuah Pekanbaru di Candi Muara Takus
Ketika menjamu tamu blogger travel Australia
Anthony Bianco
dari hari Jum'at 02/10/09 mpe Senin 05/10/09
Gambar Candi Muara Takus ini diembat dari :
http://www.thetraveltart.com/
Blogger Bertuah Pekanbaru bersama blogger travel Australia
Anthony Bianco
dari hari Jum'at 02/10/09 mpe Senin 05/10/09
http://www.thetraveltart.com/
Blogger Bertuah Pekanbaru bersama blogger travel Australia
Anthony Bianco
dari hari Jum'at 02/10/09 mpe Senin 05/10/09
Selain dari Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka, di dalam kompleks candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran tulang manusia. Diluar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya.
Kompleks Candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah Riau yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat Buddhistis ini merupakan bukti pernahnya agama Buddha berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad kesebelas, ada yang mengatakan abad keempat, abad ketujuh, abad kesembilan dan sebagainya. Yang jelas kompleks candi ini merupakan peninggalan sejarah Riau masa silam.
sumber : http://www.attayaya.net/2009/10/wisata-riau.html
No comments:
Post a Comment