Jatiluwih terdiri dari kata Jati dan Luwih, yang artinya benar benar indah. Jatiluwih dengan latar belakang Gunung Batukaru, terletak pada ketinggian 700 m diatas permukaan laut dan berhawa sejuk serta suasananya terasa nyaman. Sebagian besar daerahnya merupakan daerah persawahan yang dibuat berteras atau berundak atau bertingkat, sehingga dikenal dengan sawah berteras khas Bali. Sistem sawah berteras ini telah membuat Jatiluwih dinominasikan masuk daftar UNESCO World Heritage sebagai warisan budaya dunia. Jatiluwih merupakan lokasi terbaik untuk melihat keindahan terasering di Bali.
Untuk mengairi sawah seluas ± 636 hektar di Jatiluwih ini, maka digunakanlah sistem pengairan subak, yaitu sistem pengairan atau irigasi tradisional Bali yang berbasis pada masyarakat.
Wisata alam Jatiluwih ini banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan alam, udara yang sejuk serta merasakan suasana pedesaan yang terasa sangat damai. Kawasan persawahan yang luas menghijau adalah sebuah daya tarik wisata alam yang indah, yang dapat ditemukan di Jatiluwih.
Selain Jatiluwih, Kabupaten Tabanan juga memiliki obyek wisata menarik lainnya, di antaranya : Tanah Lot, Bedugul, Puputan Margarana, Taman Kupu-kupu (Butterfly Park) dan tempat wisata lainnya. Kabupaten Tabanan juga dikenal sebagai daerah agraris dan merupakan lumbung padinya Pulau Bali.
Agar dapat menikmati wisata sepanjang hari di Bali, maka ada baiknya selain ke Jatiluwih juga ketempat wisata lainnya. Dapat direncanakan jadwal wisatanya sebagai berikut :
Mulai dari Denpasar, Bedugul, pertigaan Desa Pacung, Jatiluwih, Yeh Panes Tabanan, Monumen Subak, Alas Kedaton, terakhir menuju Tanah Lot untuk menikmati keindahan Sunset di sore hari dengan pemandangan yang begitu indahnya.
Apa Yang Dapat dilakukan Wisatawan Di Jatiluwih ?
Di Jatiluwih, wisatawan dapat melakukan kegiatan atau aktivitas trekking sambil menikmati suasana alam Jatiluwih yang masih natural serta melihat aktivitas masyarakat yang hampir sehari penuh disawah.
Wisatawan dapat juga menikmati atraksi budaya cara menanam padi yaitu mulai dari proses pertanian dan mapag toya, ngendag, mengolah tanah, tanam padi, mebiyukukung dan sampai panen padi. Menariknya, masih dipertahankannya padi lokal serta budidayanya masih menggunakan pupuk organik.
Pada setiap 210 hari sekali di hari Rabu Kliwon Ugu, wisatawan dapat melihat upacara petoyan yang diadakan di Pura Petali dengan menggelar tarian yang bersifat sakral yaitu Tarian Wali Pendek.
Fasilitas Yang Tersedia
Di kawasan Jatiluwih tersedia wantilan untuk tempat beristirahat, Bale Bengong, restaurant, warung, toilet dan tempat parkir.
Jarak Tempuh Ke Jatiluwih
Jarak tempuh dari Denpasar ke Jatiluwih ±48 km, lokasinya terletak dibagian utara Kota Tabanan (±28 km dari Kota Tabanan)
sumber : http://indonesia-indahnya.blogspot.com/2010/06/jatiluwih-masuk-daftar-unesco.html
No comments:
Post a Comment